Hemenway - By My Side
Selasa, 06/03/2012 05:52 WIB Khairul Ikhwan - detikNews Jakarta - Keluarga Marini (24), guru sekolah Perguruan Buddhis Bodhicitta yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka karena menyeruduk belasan siswanya dengan mobil, menempuh jalur perdamaian dengan keluarga para korban. Keluarga tersangka berharap kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan. Hal ini disebutkan Direktur Pendidikan Perguruan Buddhis Bodhicitta Medan, Pieter Lim, saat menjenguk tersangka Marini di Maporesta Medan, Jl. HM. Said, Senin (5/3/2012) sore. Menurut Peter, sebanyak 18 perwakilan keluarga korban telah menandatangani surat perdamaian di atas materai. "Pihak keluarga Marini berharap insiden naas ini diselesaikan dengan cara berdamai. Keinginan itu disambut pihak keluarga dengan menyepakati surat perdamaian," kata Pieter. Selain itu, orangtua Marini, Ahui juga menyampaikan permohonan maaf kepada pihak keluarga korban atas kelalaian anaknya hingga mencederai siswanya sendiri. "Tidak ada yang tega menabrak anak didiknya sendiri. Atas nama Marini, saya minta maaf," ujar Ahui. Ahui juga mengatakan, Marini anak yang baik. Tidak pernah diketahui menggunakan narkoba atau zat adiktif lainnya. "Marini juga merasa bersalah atas peristiwa ini. Hingga sekarang Marini masih trauma," sebut Ahui. Bermula ketika Marini hendak memindahkan mobil Avanza miliknya, Jumat (2/3/2012), supaya siswa TK yang sedang berolahraga bisa lebih lapang, ternyata malah berbuntut kecelakaan. Mobil mundur dan kemudian menabrak murid-murid TK tersebut. Saat ini Marini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan Polresta Medan untuk menjalani pemeriksaan. Barang bukti mobil Avanza warna perak BK 1272 VQ juga sudah berada di Satuan Lalu Lintas Polresta Medan.
-=MENU=- |
Putradewa | Putradewaku |
Putradewazuku | Bleachfers |
OLD VERSION |